Jumat, 11 Januari 2013

KISAH PERSAHABATAN TIGA SHINOBI




Shinobi, Itulah sebutan untuk seorang ninja. Dunia Shinobi yang penuh dengan kebencian dan keserakahan membuat orang-orang untuk saling membunuh dan mengobarkan semangat perang. Ya, itu dunia Shinobi, dunia yang sangat menyedihkan. Perang demi perang telah terjadi selama ratusan tahun di dunia Shinobi. Banyak Shinobi-Shinobi yang menginginkan kedamaian, tetapi banyak juga Shinobi-Shinobi yang menentang perdamaian.
            Sampai Suatu zaman, di mana di situ hidup tiga orang anak laki-laki yang masih dalam peperangan, di suatu desa yang bernama Konohagakure yaitu desa yang terkenal dengan keindahan hutannya dan klan-klan terbaik menetap di sana. Mereka yang masih kecil sangat membutuhkan perdamaian dan kasih sayang, tetapi kasih sayang dan kedamaian itu hanyalah sebuah khayalan yang sulit untuk di wujudkan di dunia Shinobi. Arya, seorang anak dari klan Uchiha yang mengisi masa kecilnya dengan kejamnya perang. Juga dua sahabat baiknya, Arkha seorang anak laki-laki yang terlahir dari klan Uzumaki yang sangat populer dengan jutsu penyegelan dan terakhir  seorang anak laki-laki dari klan Akamichi yang terlihat lugu dan konyol tetapi sangat setia dengan persahabatan, dia bernama Prima.
            Sepuluh tahun telah berlalu dimana mereka masing-masing telah menginjak dewasa dan berumur 20 tahun, tapi peperangan belum juga padam. Kekejaman, Penindasan, dan kematian orang-orang yang di sayangi membuatnya sangat membenci peperangan. Mereka hidup dan besar dalam perang membuat mereka tumbuh menjadi sosok laki-laki tangguh dan pemberani. Walaupun berbeda klan mereka bertiga, Uchiha Arya, Uzumaki Arkha dan Akamichi Prima sangat dekat dan bersahabat bahkan mereka mempunyai tujuan dan ambisi yang sama yaitu menciptakan perdamaian.
            Pagi itu cuaca sangat cerah, angin berhembus membawa kesejukan terlihat di atas bukit di bawah pohon yang rindang, Arya sedang berdiam seorang diri, matanya terlihat menunjukan kesedihan sambil melihat tumpukan awan-awan yang indah di langit biru. Tiba-tiba datanglah seorang sahabatnya yang tak lain adalah Arkha. Arkhapun langsung menghampiri Arya. “Arya ada apa denganmu? apa yang terjadi? kelihatannya kau sedih?”. “Tidak, aku hanya mengingat apa yang telah terjadi pada klanku, semua keluarga dan orang-orang yang aku sayangi telah terbunuh oleh perang”. Mendengar jawaban Arya, Arkha menjadi sedih, Arkha teringat pembantaian yang di lakukan klan Senju terhadap klan Uchiha pada perang dunia Shinobi kedua di mana semua klan Uchiha terbunuh oleh klan Senju, dan hanya tersisa Uchiha Arya yang masih hidup. Melihat keadaan Arya yang bersedih, Arkhapun mulai menghibur. “Jangan kau tangisi yang telah terjadi sahabatku, yang berlalu biarkanlah menjadi kenangan dan pelajaran. Sekarang kau tidak sendirian, masih ada aku dan Akamichi Prima yang siap membantumu. Kita bertiga mempunyai tujuan yang sama, tujuan yang hrus kita wujudkan, untuk itu mari kita melihat ke depan, kita wujudkan perdamaian di dunia Shinobi ini karena aku percaya pada kemampuan kita bersama”. Mendengar jawaban yang di lontarkan Arkha, Aryapun tersadar, ibarat langit mendung yang tiba-tiba cerah oleh sinar sang mentari. Sekarang Arya mengerti dan paham betul maksud dari perkataan sahabat dekatnya itu. Akhirnya Arkha mengajak Arya pulang, dan merekapun saling bercanda tawa di perjalanan.
            Keesokan harinya tepat pada pukul tujuh pagi, Arya, Arkha dan Prima bersiap-siap untuk latihan di hutan konoha. Mereka bertiga terlihat sedang sibuk menyiapkan beberapa peralatan seperti Kunai dan Shuriken. Di hari sebelumnya mereka bertiga sering berjalan-jalan di hutan untuk menghirup udara segar. Pada musim semi hutan konoha terlihat sangat indah, rimbun dan hijau. Mereka senang bermain atau latihan di sungai yang mengalir di tepi hutan itu. “Yapz, semua peralatan sudah lengkap, mari kita berangkat”. Ucap Arya. Akhirnya mereka bertigapun berangkat ke hutan untuk latihan.
            Sesampai di hutan kelihatannya Prima sangat lelah dengan perjalanan yang cukup panjang, dan terbaring sejenak melepas lelah. “Ah, begitu saja sudah lelah! Bagaimana nanti kalau latihan? Makanya jangan makan terus pikiranmu”. Ucap Arya sambil bercanda. “iya tu Prima, masa Jalan saja sudah lelah begitu, nanti kalau kita di serang musuh bagaimana? Kan bisa tamat riwayat kita!”. Sambung Arkha. Prima hanya terdiam dan tersenyum mendengar perkataan kedua sahabat dekatnya itu. Dia sadar di antara mereka bertiga, dialah mempunyai Cakra sangat lemah. Tapi dia percaya kedua sahabatnya itu pasti bisa melindunginya.
            Arya dan Arkha terlihat sedang sibuk latihan melempar kunai dan shurikan dengan pohon sebagai objek sasarannya. Dari 100 lemparan Kunai tidak ada satupun yang meleset. Mereka terlihat berbakat dengan latihan itu, sedangkan Prima masih terduduk sejenak melihat kedua sahabatnya latihan. Setelah beristirahat dan merasa bugar, Primapun bergabung bersama Arya dan Arkha untuk latihan. Kali ini latihan Taijutsu dimana Prima sangat kuat dalam hal ini, Karena Cakra Arya dan Arkha sudah sedikit terkuras, maka Prima menghadapi Arya dan Arkha sekaligus. Tendangan dan pukulan sangat cepat di lancarkan Arya dan Arkha pada Prima. Namun, Prima adalah ahlinya Taijutsu sehingga susah bagi Arya dan Arkha untuk menumbangkan Prima sampai akhirnya mereka berdua babak belur. Karena Prima terlihat hebat, akhirnya Arya terpaksa menggunakan Genjutsu untuk menumbangkan Prima. Seketika, Primapun terjerat dalam dunia ilusi arya dimana Arya dengan mudah mengontrol waktu dan penderitaan Prima. Karena tak mampu menahan ilusi yang sangat dahsyat, akhirnya prima mengaku kalah dan menyerah. Arkhapun tertawa melihat prima yang Shock dan ketakutan karena Genjutsu Arya, dan akhirnya Arya melepaskan Genjutsunya pada Prima. “Maafkan aku Prima, aku akui kau sangat hebat dalam hal Taijutsu tapi Genjutsuku lebih hebat”. Ucap Arya. “Kau curang Arya!!! Katanya latihan Taijutsu, kenapa kau menggunakan Genjutsu? Sudah pasti aku akan kalah. Kenapa tidak sekalian Arkha itu di Genjutsu juga biar dia tahu rasa, soalnya dari tadi Arkha terus menertawaiku”. Ucap Prima sedikit kesal. Arkha lalu membalas,” hahahaha Rasakan Genjutsunya Arya!!aku tahu kau pasti akan kalah”. “ya sudah jangan ribut, kemampuan kita belum cukup melindungi desa, tingkatan kita yang masih Chunin masih jauh dari harapan. Suatu saat kita harus keluar dari desa dan mencari guru yang hebat”. Sambung Arya menenangkan Arkha dan Prima. Empat jam telah berlalu, akhirnya latihan hari inipun selesai. Arya, Arkha dan Primapun duduk dan bersantai di tepi sungai  di pinggir hutan sambil menyantap kue Mochi buatan ibu Arka. Mereka terlihat lahap dan senang, sesekali merek bercanda tawa bersama.



            Langit yang cerah tiba-tiba mendung, angin ribut berhembus sangat kencang, terlihat dedaunan terbang melintasi wajah mereka. Seketika petir menyambar bagaikan memecah kesunyian dan hujan turun begitu derasnya. “Ayo cepat…!!! Kita harus berteduh di pohon besar itu”. Teriak Arya. Dengan sigap mereka berlari menuju pohon besar itu. Hujan masih mengguyur dengan derasnya, juga angin bertiup sangat kencang. Mereka bertiga terlihat begitu kedinginn dan menggigil. Arya merasakan ada sesuatu yang aneh dengan keadaan alam itu. “Arkha! Prima! Apakah kalian merasakan sesuatu yang aneh dengan hujan dan angin ribut ini? Padahal tadi cuaca sangat cerah bahkan mustahil hujan bisa terjadi dengan begitu cepat tanpa adanya tanda-tanda hujan”. “Iya, aku dan prima juga merasakan hal yang sama sepertinya ada yang aneh?”. Sambung Arya.
            Setelah 3 jam terjebak dalam guyuran hujan dan juga angin ribut, akhirnya cuacapun tiba-tiba cerah. Terlihat mereka bertiga masih kedinginan dan menggigil, Prima yang tak tahan dengan keadaan itupun langsung mengajak Arya dan Arkha pulang. “Arya, Arkha! Ayo kita pulang…!! Aku sudah tidak tahan, seluruh badanku sudah terasa membeku. Aku juga khawatir dengan orang-orang di desa”. “Iya…! Ayo kita pulang…!”. Jawab Arya dan Arkha tegas.
            Merekapun Pulang dengan berlari dari atas pohon ke pohon lainnya. Mereka begitu cepat bahka lebih cepat dari seekor burung elang. Shingga tidak begitu lama mereka telah tiba di desa konohagakure. Tapi, alangkah terkejutnya mereka bertiga, bak di sambar petir di siang hari. Desa yang di sayangi dan di cintainya, tempat mereka hidup dan besar hancur berantakan. Mayat-mayat Shinobi dan penduduk desa terlihat bergelimpangan, tertindih bangunan yang roboh dan ada juga yang hancur karena tertimpa batu-batu besar. Suara tangisan dan rintihan mengaungi desa konoha sore itu. Anak-anak dan para wanita terlihat mencari keluarga yang kemungkinan masih hidup.
            Arya terlihat berdiam diri, “Tidaaak….!!! Apa yang terjadi????,siapa yang melakukan ini semua???”. Arya menangis dengan begitu derasnya, air matanya mengalir terus menerus membasahi pipinya. “Ibuuu!, Ayah….!”.Primapun menuju rumahnya yang juga hancur berantakan. Sementara Arkha berhasil menemukan keluarganya yang masih utuh, dan hanya luka-luka kecil yang membalut tubuh keluarganya. “Syukurlah kalian semua tidak apa-apa, aku khawatir dengan kalian semua” ucap Arkha dengan nada tersendu-sendu menahan rasa sedih.
            Arya terlihat masih bertekuk lutut, air matanya sesekali mengalir. Matanya bagaikan Singa yang sedang marah, kebencian menyelimuti dirinya. Cakra merahnya keluar dengan deras melalui seluruh tubuhnya. Ternyata mata yang telah lama tertidur akhirnya terbangun juga. Ya, mata Sharingan itu telah aktif. Sharingan adalah mata dari keturunan klan Uchiha yang mempunyai Genjutsu tingkat atas, bahkan kekuatan mata Sharingan sangat di takuti di zaman perang dunia Shinobi kedua. “Tunggu pembalasanku, akan ku habisi semua orang-orang biadab yang menghancurkan desa ini, ku berjanji.” Ucap arya dengan kuasa Sharingan. Aryapun seketika Roboh dan pingsan karena kekuatan Sharingan yang begitu Hebat, bahkan Arya belum bisa mengendalikan kekuatan Sharingan miliknya itu. Arya Pingsan di tengah kehancuran desa dan tak sadarkan diri menjelang pagi.


            Ayam telah berkokok menandakan sang mentari telah bangun dari tidurnya. Arya yang pingsan kemarin mulai terbangun, dia terkejut sudah berada di rumah sakit. Perlahan-lahan Arya membuka matanya, dan melihat di sekelilingnya. Tampak Arkha dan Prima masih tertidur dalam keadaan duduk di samping kirinya, Mungkin karena menjaga Arya semalaman. Tiba2 terdengar suara ketukan pintu dari luar dan akhirnya Arkha dan Primapun terbangun. “Silahkan masuk…” Ucap Arkha dan Prima serentak. Masuklah seorang gadis dengan rambut hitam lurus panjang terurai, kulitnya putih bersih dan wajahnya sangat manis dan cantik dengan lesung pipit di kedua pipinya. “Wah, kamu sudah bangun ya?”. “Iya aku merasa lebih baik di sini, terimakasih ya atas pertolongannya”. “Iya sama-sama, Arkha dan Prima yang membawamu kesini semalam, mereka melihat kamu pingsan dan tergeletak begitu saja di tengah desa”. “Iya,iya..kami yang membawamu kesini Arya” jawab Arkha. “Oh, begitu kejadiannya, aku tidak tahu kenapa aku bisa pingsan, aku juga merasakan ada yang aneh dengan Cakraku semalam. Tapi, Terimakasih ya atas bantuan kalian semua” Ucap Arya.
            Sepertinya Arya tertarik dengan Gadis yang mengobatinya itu, seorang ninja medis yang hebat dan lembut. Karena penasaran Aryapun langsung bertanya. “terimakasih ya atas bantuannya, tapi apa aku boleh tau siapa namamu?”. Si gadis itu tersenyum mendengar pertanyaan Arya. “ya tentu saja Boleh, Kenalkan aku Hikari dari klan Haruno, aku adalah seorang ninja Medis. Aku sudah lama bekerja di sini, jadi ku sudah tahu tentang dirimu. Kamu adalah Arya dari klan Uchiha kan???”. Mendengar jawaban yang di lontarkan Hikari, Aryapun tersenyum juga. “Ya aku dari klan Uchiha, Haruno Hikari ya???hmm..nama yang bagus, kamu adalah ninja medis yang hebat..! Desa ini sangat membutuhkan ninja medis sepertimu”.
            Tak terasa telah lama mereka berbincang-bincang dan akhirnya Arya dan Hikaripun Saling mengenal dan menjadi sahabat. Arkha dan Primapun meminta ijin dengan Arya dan pulang kerumah masing-masing, sedangkan Arya masih di rumah sakit untuk istirahat sejenak. Karena merasa sudah sehat Aryapun berpamitan pada Hikari dan pulang kerumah.
            Hari demi hari telah berlalu, perlahan-lahan desa Konoha yang hancur di bangun kembali. Arya, Arkha dan Prima setiap harinya berlatih di hutan konoha. Lama kelamaan Jurus-jurus merekapun sudah cukup baik walaupun belum sempurna. Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk keluar dari desa dan menyempurnakan jurus-jurus mereka.
            Siang itu matahari tampak terik dengan panasnya yang hampir membakar kulit, Arya, Arkha dan Prima telah siap untuk meninggalkan desa. Sebelum meninggalkan desa, Arkha dan Prima tak lupa untuk berpamitan pada keluarganya, sedangkan Arya hanya berpamitan dengan teman-teman dan penduduk desa. Sekarang mereka siap untuk melangkah dan meninggalkan desa tercintanya. Tiba-tiba di depan pintu gerbang keluar desa Arya melihat seorang gadis yang sangat di kenalinya. Kakinya melangkah begitu cepat sehingga jarak Arya dan gadis itu begitu dekat. “Hikari…! Senang melihatmu kembali, apa yang sedang kamu lakukan di sini?”. Ucap Arya dengan nada senang. “ya Arya aku juga senang bertemu denganmu kembali, aku tahu kamu akan meninggalkan desa, makanya aku menunggumu di sini”. Jawab Hikari dengan nada sedih. “ Hikari… aku mengerti bagaimana perasaanmu, aku bersama Arkha dan Prima terpaksa melakukan ini, ini semua untuk desa kita. Kami akan menyempurnakan jurus kami di luar sana, aku janji aku akan kembali”. Hikaripun sejenak terdiam, sedih bercampur senang menyelimuti hatinya, ternyata Hikari jatuh Cinta pada Arya dan tak ingin di tinggalkan olehnya.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar