Shinobi, Itulah sebutan untuk seorang ninja. Dunia Shinobi
yang penuh dengan kebencian dan keserakahan membuat orang-orang untuk saling
membunuh dan mengobarkan semangat perang. Ya, itu dunia Shinobi, dunia yang
sangat menyedihkan. Perang demi perang telah terjadi selama ratusan tahun di
dunia Shinobi. Banyak Shinobi-Shinobi yang menginginkan kedamaian, tetapi
banyak juga Shinobi-Shinobi yang menentang perdamaian.
Sampai Suatu zaman, di mana di situ
hidup tiga orang anak laki-laki yang masih dalam peperangan, di suatu desa yang
bernama Konohagakure yaitu desa yang terkenal dengan keindahan hutannya dan
klan-klan terbaik menetap di sana. Mereka yang masih kecil sangat membutuhkan
perdamaian dan kasih sayang, tetapi kasih sayang dan kedamaian itu hanyalah
sebuah khayalan yang sulit untuk di wujudkan di dunia Shinobi. Arya, seorang
anak dari klan Uchiha yang mengisi masa kecilnya dengan kejamnya perang. Juga
dua sahabat baiknya, Arkha seorang anak laki-laki yang terlahir dari klan
Uzumaki yang sangat populer dengan jutsu penyegelan dan terakhir seorang anak laki-laki dari klan Akamichi
yang terlihat lugu dan konyol tetapi sangat setia dengan persahabatan, dia
bernama Prima.
Sepuluh tahun telah berlalu dimana
mereka masing-masing telah menginjak dewasa dan berumur 20 tahun, tapi
peperangan belum juga padam. Kekejaman, Penindasan, dan kematian orang-orang
yang di sayangi membuatnya sangat membenci peperangan. Mereka hidup dan besar
dalam perang membuat mereka tumbuh menjadi sosok laki-laki tangguh dan
pemberani. Walaupun berbeda klan mereka bertiga, Uchiha Arya, Uzumaki Arkha dan
Akamichi Prima sangat dekat dan bersahabat bahkan mereka mempunyai tujuan dan
ambisi yang sama yaitu menciptakan perdamaian.
Pagi itu cuaca sangat cerah, angin
berhembus membawa kesejukan terlihat di atas bukit di bawah pohon yang rindang,
Arya sedang berdiam seorang diri, matanya terlihat menunjukan kesedihan sambil
melihat tumpukan awan-awan yang indah di langit biru. Tiba-tiba datanglah
seorang sahabatnya yang tak lain adalah Arkha. Arkhapun langsung menghampiri
Arya. “Arya ada apa denganmu? apa yang terjadi? kelihatannya kau sedih?”.
“Tidak, aku hanya mengingat apa yang telah terjadi pada klanku, semua keluarga
dan orang-orang yang aku sayangi telah terbunuh oleh perang”. Mendengar jawaban
Arya, Arkha menjadi sedih, Arkha teringat pembantaian yang di lakukan klan
Senju terhadap klan Uchiha pada perang dunia Shinobi kedua di mana semua klan
Uchiha terbunuh oleh klan Senju, dan hanya tersisa Uchiha Arya yang masih
hidup. Melihat keadaan Arya yang bersedih, Arkhapun mulai menghibur. “Jangan
kau tangisi yang telah terjadi sahabatku, yang berlalu biarkanlah menjadi
kenangan dan pelajaran. Sekarang kau tidak sendirian, masih ada aku dan
Akamichi Prima yang siap membantumu. Kita bertiga mempunyai tujuan yang sama,
tujuan yang hrus kita wujudkan, untuk itu mari kita melihat ke depan, kita
wujudkan perdamaian di dunia Shinobi ini karena aku percaya pada kemampuan kita
bersama”. Mendengar jawaban yang di lontarkan Arkha, Aryapun tersadar, ibarat
langit mendung yang tiba-tiba cerah oleh sinar sang mentari. Sekarang Arya
mengerti dan paham betul maksud dari perkataan sahabat dekatnya itu. Akhirnya
Arkha mengajak Arya pulang, dan merekapun saling bercanda tawa di perjalanan.
Keesokan harinya tepat pada pukul
tujuh pagi, Arya, Arkha dan Prima bersiap-siap untuk latihan di hutan konoha.
Mereka bertiga terlihat sedang sibuk menyiapkan beberapa peralatan seperti
Kunai dan Shuriken. Di hari sebelumnya mereka bertiga sering berjalan-jalan di
hutan untuk menghirup udara segar. Pada musim semi hutan konoha terlihat sangat
indah, rimbun dan hijau. Mereka senang bermain atau latihan di sungai yang
mengalir di tepi hutan itu. “Yapz, semua peralatan sudah lengkap, mari kita
berangkat”. Ucap Arya. Akhirnya mereka bertigapun berangkat ke hutan untuk
latihan.
Sesampai di hutan kelihatannya Prima
sangat lelah dengan perjalanan yang cukup panjang, dan terbaring sejenak
melepas lelah. “Ah, begitu saja sudah lelah! Bagaimana nanti kalau latihan?
Makanya jangan makan terus pikiranmu”. Ucap Arya sambil bercanda. “iya tu
Prima, masa Jalan saja sudah lelah begitu, nanti kalau kita di serang musuh
bagaimana? Kan bisa tamat riwayat kita!”. Sambung Arkha. Prima hanya terdiam
dan tersenyum mendengar perkataan kedua sahabat dekatnya itu. Dia sadar di
antara mereka bertiga, dialah mempunyai Cakra sangat lemah. Tapi dia percaya
kedua sahabatnya itu pasti bisa melindunginya.
Arya dan Arkha terlihat sedang sibuk
latihan melempar kunai dan shurikan dengan pohon sebagai objek sasarannya. Dari
100 lemparan Kunai tidak ada satupun yang meleset. Mereka terlihat berbakat
dengan latihan itu, sedangkan Prima masih terduduk sejenak melihat kedua
sahabatnya latihan. Setelah beristirahat dan merasa bugar, Primapun bergabung
bersama Arya dan Arkha untuk latihan. Kali ini latihan Taijutsu dimana Prima
sangat kuat dalam hal ini, Karena Cakra Arya dan Arkha sudah sedikit terkuras,
maka Prima menghadapi Arya dan Arkha sekaligus. Tendangan dan pukulan sangat
cepat di lancarkan Arya dan Arkha pada Prima. Namun, Prima adalah ahlinya
Taijutsu sehingga susah bagi Arya dan Arkha untuk menumbangkan Prima sampai
akhirnya mereka berdua babak belur. Karena Prima terlihat hebat, akhirnya Arya
terpaksa menggunakan Genjutsu untuk menumbangkan Prima. Seketika, Primapun
terjerat dalam dunia ilusi arya dimana Arya dengan mudah mengontrol waktu dan
penderitaan Prima. Karena tak mampu menahan ilusi yang sangat dahsyat, akhirnya
prima mengaku kalah dan menyerah. Arkhapun tertawa melihat prima yang Shock dan
ketakutan karena Genjutsu Arya, dan akhirnya Arya melepaskan Genjutsunya pada
Prima. “Maafkan aku Prima, aku akui kau sangat hebat dalam hal Taijutsu tapi
Genjutsuku lebih hebat”. Ucap Arya. “Kau curang Arya!!! Katanya latihan
Taijutsu, kenapa kau menggunakan Genjutsu? Sudah pasti aku akan kalah. Kenapa
tidak sekalian Arkha itu di Genjutsu juga biar dia tahu rasa, soalnya dari tadi
Arkha terus menertawaiku”. Ucap Prima sedikit kesal. Arkha lalu membalas,”
hahahaha Rasakan Genjutsunya Arya!!aku tahu kau pasti akan kalah”. “ya sudah
jangan ribut, kemampuan kita belum cukup melindungi desa, tingkatan kita yang
masih Chunin masih jauh dari harapan. Suatu saat kita harus keluar dari desa
dan mencari guru yang hebat”. Sambung Arya menenangkan Arkha dan Prima. Empat
jam telah berlalu, akhirnya latihan hari inipun selesai. Arya, Arkha dan
Primapun duduk dan bersantai di tepi sungai
di pinggir hutan sambil menyantap kue Mochi buatan ibu Arka. Mereka
terlihat lahap dan senang, sesekali merek bercanda tawa bersama.
Langit yang cerah tiba-tiba mendung,
angin ribut berhembus sangat kencang, terlihat dedaunan terbang melintasi wajah
mereka. Seketika petir menyambar bagaikan memecah kesunyian dan hujan turun
begitu derasnya. “Ayo cepat…!!! Kita harus berteduh di pohon besar itu”. Teriak
Arya. Dengan sigap mereka berlari menuju pohon besar itu. Hujan masih mengguyur
dengan derasnya, juga angin bertiup sangat kencang. Mereka bertiga terlihat
begitu kedinginn dan menggigil. Arya merasakan ada sesuatu yang aneh dengan
keadaan alam itu. “Arkha! Prima! Apakah kalian merasakan sesuatu yang aneh
dengan hujan dan angin ribut ini? Padahal tadi cuaca sangat cerah bahkan
mustahil hujan bisa terjadi dengan begitu cepat tanpa adanya tanda-tanda
hujan”. “Iya, aku dan prima juga merasakan hal yang sama sepertinya ada yang
aneh?”. Sambung Arya.
Setelah 3 jam terjebak dalam guyuran
hujan dan juga angin ribut, akhirnya cuacapun tiba-tiba cerah. Terlihat mereka
bertiga masih kedinginan dan menggigil, Prima yang tak tahan dengan keadaan
itupun langsung mengajak Arya dan Arkha pulang. “Arya, Arkha! Ayo kita
pulang…!! Aku sudah tidak tahan, seluruh badanku sudah terasa membeku. Aku juga
khawatir dengan orang-orang di desa”. “Iya…! Ayo kita pulang…!”. Jawab Arya dan
Arkha tegas.
Merekapun Pulang dengan berlari dari
atas pohon ke pohon lainnya. Mereka begitu cepat bahka lebih cepat dari seekor
burung elang. Shingga tidak begitu lama mereka telah tiba di desa konohagakure.
Tapi, alangkah terkejutnya mereka bertiga, bak di sambar petir di siang hari.
Desa yang di sayangi dan di cintainya, tempat mereka hidup dan besar hancur
berantakan. Mayat-mayat Shinobi dan penduduk desa terlihat bergelimpangan,
tertindih bangunan yang roboh dan ada juga yang hancur karena tertimpa
batu-batu besar. Suara tangisan dan rintihan mengaungi desa konoha sore itu.
Anak-anak dan para wanita terlihat mencari keluarga yang kemungkinan masih
hidup.
Arya terlihat berdiam diri, “Tidaaak….!!!
Apa yang terjadi????,siapa yang melakukan ini semua???”. Arya menangis dengan
begitu derasnya, air matanya mengalir terus menerus membasahi pipinya. “Ibuuu!,
Ayah….!”.Primapun menuju rumahnya yang juga hancur berantakan. Sementara Arkha
berhasil menemukan keluarganya yang masih utuh, dan hanya luka-luka kecil yang
membalut tubuh keluarganya. “Syukurlah kalian semua tidak apa-apa, aku khawatir
dengan kalian semua” ucap Arkha dengan nada tersendu-sendu menahan rasa sedih.
Arya terlihat masih bertekuk lutut,
air matanya sesekali mengalir. Matanya bagaikan Singa yang sedang marah,
kebencian menyelimuti dirinya. Cakra merahnya keluar dengan deras melalui
seluruh tubuhnya. Ternyata mata yang telah lama tertidur akhirnya terbangun
juga. Ya, mata Sharingan itu telah aktif. Sharingan adalah mata dari keturunan
klan Uchiha yang mempunyai Genjutsu tingkat atas, bahkan kekuatan mata
Sharingan sangat di takuti di zaman perang dunia Shinobi kedua. “Tunggu
pembalasanku, akan ku habisi semua orang-orang biadab yang menghancurkan desa
ini, ku berjanji.” Ucap arya dengan kuasa Sharingan. Aryapun seketika Roboh dan
pingsan karena kekuatan Sharingan yang begitu Hebat, bahkan Arya belum bisa
mengendalikan kekuatan Sharingan miliknya itu. Arya Pingsan di tengah kehancuran
desa dan tak sadarkan diri menjelang pagi.
Ayam telah berkokok menandakan sang
mentari telah bangun dari tidurnya. Arya yang pingsan kemarin mulai terbangun,
dia terkejut sudah berada di rumah sakit. Perlahan-lahan Arya membuka matanya,
dan melihat di sekelilingnya. Tampak Arkha dan Prima masih tertidur dalam
keadaan duduk di samping kirinya, Mungkin karena menjaga Arya semalaman. Tiba2
terdengar suara ketukan pintu dari luar dan akhirnya Arkha dan Primapun
terbangun. “Silahkan masuk…” Ucap Arkha dan Prima serentak. Masuklah seorang
gadis dengan rambut hitam lurus panjang terurai, kulitnya putih bersih dan
wajahnya sangat manis dan cantik dengan lesung pipit di kedua pipinya. “Wah,
kamu sudah bangun ya?”. “Iya aku merasa lebih baik di sini, terimakasih ya atas
pertolongannya”. “Iya sama-sama, Arkha dan Prima yang membawamu kesini semalam,
mereka melihat kamu pingsan dan tergeletak begitu saja di tengah desa”.
“Iya,iya..kami yang membawamu kesini Arya” jawab Arkha. “Oh, begitu
kejadiannya, aku tidak tahu kenapa aku bisa pingsan, aku juga merasakan ada
yang aneh dengan Cakraku semalam. Tapi, Terimakasih ya atas bantuan kalian
semua” Ucap Arya.
Sepertinya Arya tertarik dengan
Gadis yang mengobatinya itu, seorang ninja medis yang hebat dan lembut. Karena
penasaran Aryapun langsung bertanya. “terimakasih ya atas bantuannya, tapi apa
aku boleh tau siapa namamu?”. Si gadis itu tersenyum mendengar pertanyaan Arya.
“ya tentu saja Boleh, Kenalkan aku Hikari dari klan Haruno, aku adalah seorang
ninja Medis. Aku sudah lama bekerja di sini, jadi ku sudah tahu tentang dirimu.
Kamu adalah Arya dari klan Uchiha kan???”. Mendengar jawaban yang di lontarkan
Hikari, Aryapun tersenyum juga. “Ya aku dari klan Uchiha, Haruno Hikari
ya???hmm..nama yang bagus, kamu adalah ninja medis yang hebat..! Desa ini
sangat membutuhkan ninja medis sepertimu”.
Tak terasa telah lama mereka
berbincang-bincang dan akhirnya Arya dan Hikaripun Saling mengenal dan menjadi
sahabat. Arkha dan Primapun meminta ijin dengan Arya dan pulang kerumah masing-masing,
sedangkan Arya masih di rumah sakit untuk istirahat sejenak. Karena merasa
sudah sehat Aryapun berpamitan pada Hikari dan pulang kerumah.
Hari demi hari telah berlalu,
perlahan-lahan desa Konoha yang hancur di bangun kembali. Arya, Arkha dan Prima
setiap harinya berlatih di hutan konoha. Lama kelamaan Jurus-jurus merekapun
sudah cukup baik walaupun belum sempurna. Akhirnya mereka bertiga memutuskan
untuk keluar dari desa dan menyempurnakan jurus-jurus mereka.
Siang itu matahari tampak terik dengan
panasnya yang hampir membakar kulit, Arya, Arkha dan Prima telah siap untuk
meninggalkan desa. Sebelum meninggalkan desa, Arkha dan Prima tak lupa untuk
berpamitan pada keluarganya, sedangkan Arya hanya berpamitan dengan teman-teman
dan penduduk desa. Sekarang mereka siap untuk melangkah dan meninggalkan desa
tercintanya. Tiba-tiba di depan pintu gerbang keluar desa Arya melihat seorang
gadis yang sangat di kenalinya. Kakinya melangkah begitu cepat sehingga jarak
Arya dan gadis itu begitu dekat. “Hikari…! Senang melihatmu kembali, apa yang
sedang kamu lakukan di sini?”. Ucap Arya dengan nada senang. “ya Arya aku juga
senang bertemu denganmu kembali, aku tahu kamu akan meninggalkan desa, makanya
aku menunggumu di sini”. Jawab Hikari dengan nada sedih. “ Hikari… aku mengerti
bagaimana perasaanmu, aku bersama Arkha dan Prima terpaksa melakukan ini, ini
semua untuk desa kita. Kami akan menyempurnakan jurus kami di luar sana, aku
janji aku akan kembali”. Hikaripun sejenak terdiam, sedih bercampur senang menyelimuti
hatinya, ternyata Hikari jatuh Cinta pada Arya dan tak ingin di tinggalkan
olehnya.
Bersambung...